Sabtu, 30 Mei 2015

Revolusi Iqra, Revolusi Diri, Revolusi Budaya

Secara tegas Presiden Jokowi menggaungkan revolusi mental untuk semua stake holder di Indonesia. Tujuannya jelas, untuk mengubah mental bangsa ini menuju ke arah yang lebih baik.
Sesungguhnya, yang namanya revolusi mencakup perubahan yang dramatis pada sebuah keadaan di dalam masyarakat. Revolusi mental itu sebenarnya melewati sebuah proses yang cukup panjang dan rumit, karena menyangkut kondisi mental manusia yang tidak dapat diukur secara kasat mata. Menurut seorang ahli pendidikan Indonesia, revolusi mental ini dapat dijabarkan ke dalam tahapan revolusi iqra, revolusi diri dan revolusi budaya. Apa sebenarnya makna dari 3 revolusi tersebut.

Revolusi iqra pada hakekatnya adalah revolusi dalam hal membaca. Membaca disini diartikan sebagai membaca dunia. Dalam bahasa yang lebih sederhana membaca dunia adalah bagaimana kita mempelajari sesuatu yang terjadi di alam semesta. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa banyak pihak, tidak terlalu puas dengan sistem pendidikan di Indonesia. Dilihat dari berbagai tolok ukur, hasil sistem pendidikan yang selama ini kita anut, kelihatannya harus direvolusi secepatnya. Karakter anak didik yang semakin di luar akal sehat, sistem pendidikan yang carut marut, keahlian yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, ijazah palsu dan lain-lain adalah contoh kecil dari hal-hal yang perlu direvisi. Disini perlu gerakan yang cukup revolusioner untuk mengubah paradigma di dalam sistem pendidkan kita.
Perubahan yang disebabkan oleh revolusi iqra dalam sistem pendidikan kita, diyakini dapat membawa perubahan revolusioner pada diri setiap individu. Perubahan ini akan mempengaruhi bagaimana kita bersikap dan berpikir. Hal ini akan mengubah karakter, keterampilan dan wawasan dalam menyikapi sebuah tantangan.
Saat setiap diri di bangsa ini telah berubah karakter, keterampilan dan wawasannya, maka sifat-sifat itu akan menjadi kebiasaan harian dan tidak dirasakan sebagai beban lagi. Kita akan menjalani perubahan karena revolusi diri itu secara otomatis dan akhirnya menyebar ke berbagai arah dalam masyarakat. Saat sesuatu menjadi kebiasaan, maka dia akan menjadi ciri khas dan akhirnya membudaya di tengah masyarakat. Inilah yang disebut sebagai revolusi budaya.
Dalam budaya yang baik maka mental yang baik itu akan tercakup di dalamnya. Namun perlu kerja cerdas untuk mewujudkan semuanya. Butuh partisipasi semuanya. Semangat !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar